Pemerintah Mulai Gelar Kampanye Bahaya dan Pencegahan Stunting
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menyerukan dimulainya Kampanye Nasional Pencegahan Stunting secara nasional. Deklarasi ini menjadi titik awal penyadaran masyarakat mengenai bahaya stunting dan bagaimana upaya pencegahannya. Melalui upaya ini, diharapkan prevalensi stunting bisa diturunkan dari 37,2% (2013) menjadi 28% (2019).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, menyatakan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. ''Kalau sumber daya manusianya juga generasinya lemah, maka bangsa itu akan lemah. Kita perlu menyadari bahwa ketahanan nasional dimulai dari ketahanan keluarga," ujar Moeldoko.
Para kepala daerah diserukan agar Kampanye Pencegahan Stunting dapat dilaksanakan secara bertahap di semua provinsi di Indonesia. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan bahwa stunting merupakan permasalahan yang paling mendasar yang harus segera diselesaikan. Permasalahan ini perlu mendapat perhatian karena bukan hanya terjadi di pedesaan, melainkan di perkotaan hingga di ibu kota.
''Di DKI Jakarta, meski angkanya di bawah rata-rata nasional, namun masih sekitar 27% prevalensinya. Kita harus lebih serius memperhatikan makanan yang kita berikan kepada anak-anak untuk pertumbuhan mereka,'' ucap Anies.
Selaras dengan hal tersebut, istri Gubernur DKI Jakarta, selaku Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Fery Farhati Ganis, menyerukan pesan bagi para ibu agar selalu mengingat kata Bagimu yang merupakan singkatan dari 'Bahagiakan Anakmu, 'Beri Gizi yang cukup dan Stimulasi indera anak kita.
Sementara Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, M.Kes menjelaskan stunting merupakan keadaan di mana anak mengalami gagal tumbuh. Karena itu, agar terhindar dari stunting, Nila menyarankan para orangtua untuk memperbaiki pola makan, pola kebersihan dan pola pengasuhan.
"Kerdil badan karena kekurangan gizi kronis, ini mengakibatkan otaknya juga kerdil. Artinya anak-anak itu jadi kurang pandai. Kalau tidak mau anak-anak kita stunting, kalau kasih makan anak-anak utamakan (sumber protein) untuk anak-anak dan ibu hamil dulu ya. Secara khusus bagi para ibu hamil, agar senantiasa menjaga kehamilannya salah satunya dengan mencukupi kebutuhan gizi anak sejak 1.000 hari pertama kehidupan," tutur Nila.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, menyatakan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. ''Kalau sumber daya manusianya juga generasinya lemah, maka bangsa itu akan lemah. Kita perlu menyadari bahwa ketahanan nasional dimulai dari ketahanan keluarga," ujar Moeldoko.
Para kepala daerah diserukan agar Kampanye Pencegahan Stunting dapat dilaksanakan secara bertahap di semua provinsi di Indonesia. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan bahwa stunting merupakan permasalahan yang paling mendasar yang harus segera diselesaikan. Permasalahan ini perlu mendapat perhatian karena bukan hanya terjadi di pedesaan, melainkan di perkotaan hingga di ibu kota.
''Di DKI Jakarta, meski angkanya di bawah rata-rata nasional, namun masih sekitar 27% prevalensinya. Kita harus lebih serius memperhatikan makanan yang kita berikan kepada anak-anak untuk pertumbuhan mereka,'' ucap Anies.
Selaras dengan hal tersebut, istri Gubernur DKI Jakarta, selaku Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Fery Farhati Ganis, menyerukan pesan bagi para ibu agar selalu mengingat kata Bagimu yang merupakan singkatan dari 'Bahagiakan Anakmu, 'Beri Gizi yang cukup dan Stimulasi indera anak kita.
Sementara Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, M.Kes menjelaskan stunting merupakan keadaan di mana anak mengalami gagal tumbuh. Karena itu, agar terhindar dari stunting, Nila menyarankan para orangtua untuk memperbaiki pola makan, pola kebersihan dan pola pengasuhan.
"Kerdil badan karena kekurangan gizi kronis, ini mengakibatkan otaknya juga kerdil. Artinya anak-anak itu jadi kurang pandai. Kalau tidak mau anak-anak kita stunting, kalau kasih makan anak-anak utamakan (sumber protein) untuk anak-anak dan ibu hamil dulu ya. Secara khusus bagi para ibu hamil, agar senantiasa menjaga kehamilannya salah satunya dengan mencukupi kebutuhan gizi anak sejak 1.000 hari pertama kehidupan," tutur Nila.
(alv)